Makalah Manajemen Keperawatan





BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manajemen
merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan
dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting
dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian
merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan
sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing
kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain
secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai
organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus
mengorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan
pelayanan keperawatan akan tercapai
Ruang rawat merupakan salah satu
pusat pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan
oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat
bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien.
Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan Yang menjadi bahasan dalam
pelayaan keperawatan diruang rawat meliputi : struktur organisai ruang
rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan
dan evaluasi kegiatan kelompok kerja ; yang bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang struktur organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk
mencapai tujuan.

B.    Rumusan masalah
-    Apa yang dimaksud dengan Pengorganisasian ?
-    Bagaimana Prinsip Pengorganisasian ?
-    Bagaimana Pengorganisasian Kegiatan keperawatan Diruang Rawat ?
-    Bagaimana Metode Pengorganisasian yang di Terapkan di Ruang Zamrud?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini diantaranya :
-    Mengetahui Pengertian Pengorganisasian
-    Mengetahui Prinsip Pengorganisasian
-    Mengetahui Bagaimana Pengorganisasian Keperawatan di Ruang Rawat
-    Mengetahui Metode Pengorganisasian yang Diterapkan Di Ruang Zamrud

D.    Metode penulisan
Makalah ini disusun dari berbagai sumber dan dari internet.

E.    Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
2.    Tujuan Penulisa
3.    Rumusan Masalah
4.    Metode Penulisan
5.    Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1.    Pengertian Pengorganisasian
2.    prinsip-prinsip Pengorganisasian
3.    Pengorganisasian Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat
4.    Macam-macam Metode penugasan keperawatan
BAB III Hasil Tinjauan Lapangan
BAB IV Pembahasan
BAB V Kesimpulan dan Saran









BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang
telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati) Sedangkan Szilagji (dalam
Juniati) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses
mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan
pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
1.    Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
2.    Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3.   
Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola
hubungan antar kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan
pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat.
 Pengelolaan
kegiatan asuhan keperawatan dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
klien misalnya unit rawat anak memerlukan kegiatan asuhan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya. Pengorganisasian dapat
diuraikan sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka kerja yang
menjadi wadah bagi semua kegiatan usaha kerja sama dengan cara
menbagikan, mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menerpakan
menjalin hubungan kerja antar bagian dan menjalin hubunagan antar staf
dan atasan.

B.  Prinsip-prinsip pengorganisasian
1. Pembagian Kerja
Prinsip
dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga
setiap orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan
perlu mengetahui tentang :
a)    Pendidikan dan pengalaman setiap staf  peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
b)    Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
c)    Mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
d)    Mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja diantaranya :
a)    Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
b)    Tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
c)    Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
d)    Tariasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
e)    Mencegah terjadinya pengkotakkan antar staf/kegiatan
f)    Penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
Disamping
itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta
bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia
menerima tugas.

2.  Pendelegasian Tugas   
Pendelegasian
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang
pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang
lain, hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian
, seorang pimpinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal
lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian
juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat.
Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan
menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang
tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan
pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan
pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas
pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang
keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan
dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun
ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha
orang lain. Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang
efektif, banyak pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini.
Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian :
a)    Meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah sendiri”.
b)    Kurang percaya diri
c)    Takut dianggap malas
d)    Takut persaingan
e)    Takut kehilangan kendali
f)    Merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai definisi     kerja yang tidak jelas
g)    Takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
h)    Menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
i)    Kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang didelegasikan
j)    Kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
k)   
Kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang
memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.
   
    Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa
tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan
kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
1)    Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada staf
2)    Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat
3)   
Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan
jangan mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau
mengevaluasi dan mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar
mendelegasikan tugas yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek
dari suatu kegiatan.
    Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
a)   
Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan
mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b)    jangan takut salah
c)    jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses
d)    kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan
e)    perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
f)    antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya
g)    hindari kritik bila terjadi kesalahan
h)    berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia
i)    berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik
Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
tetapkan tugas yang akan didelegasikan
a)    pilihlah orang yang akan diberi delegasi
b)    berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
c)    uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
d)    jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
e)    minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang didelegasikan.
f)    tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan
g)    berikan dukungan
h)    evaluasi hasilnya

3. Koordinasi
Koordinasi
adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga
yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan
anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
a)    menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain
b)    menumbuhkan rasa saling membantu
c)    menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir yang berlaku.

4. Manajemen Waktu
Dalam
mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami
kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola
dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu
sehingga dapat digunakan lebih efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
a)    analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada
b)    memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c)    menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai
d)    mendelegasikan
Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu :
a)    terperangkap dalam pekerjaan
b)    menunda karena takut salah
c)    tamu yang tidak terjadwal
d)    telpon
e)    rapat yang tidak produktif
f)    peraturan “open door”
g)    tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak perlu

C.  Pengorganisasian Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat
Kepala
ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan
keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian,
pelayanan keperawatan di ruangan meliputi :
1.    Struktur Organisasi
Struktur
organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan bagan. Berbagai
struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada besarnya
organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan
pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur organisasi
tetapi ruang rawat tidak termasuk dalam struktur organisasi raumah sakit
bila dilihat dari surat keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135
tahun 1978. oleh karena itu direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat
keputusan yang ngatur struktur organisasi ruang rawat.
Berdasarkan
surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi ruang rawat
untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik
vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian,
wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi
dapat pula disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem
penugasan yang digunakan.
2.    Pengelompokkan Kegiatan
Setiap
organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai
dengan spesifikasi tertentu. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk
memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan dimiliki peserta sesuai dengan kebutuhan klien
pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode penugasan.
Keperawatan
diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmampuan klien
dalam melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada
pencapaian tujuan dan merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan proses pencapaian tujuan
melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan diantara staf
keperawatan yang terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut
meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab
mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga
kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya.
Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri,
minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia
lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya
perawatan bedah/ortopedi, kulit. Terapi yang dilakukan, misalnya
rehabilitas, kemoterapi. Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien
didasarkan atas kombinasi kategori diatas.
Selanjutnya kepala
ruangan bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa
yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai
dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien
yang menjadi tanggung jawabnya.

D.  Macam-macam Metode Menugasan Keperawatan
Berbagai
metode penugasan keperawatan yang dapat digunakan dengan beberapa
keuntungan dan kerugian. Metode tersebut antara lain :
1. Metode Fugsional
Yaitu
pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Contoh : Perawat
A tugasnya menyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan
klien.Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk
semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab
dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien
serta menjawab semua pertanyaan tentang klien.
Keuntungan
a)    Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan tertentu.
b)    Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
c)    Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
d)    Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu
Kerugian
a)    Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan sulit dilakukan.
b)    Apabila pekerjaan selesai cenderung meninggalkan klien dan melakukan tugas non keperawatan.
c)    Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusinya terhadap pelayanan.
d)    Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai keterampilan saja.

2. Metode Alokasi Klien/Keperawatan Total
Yaitu
pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa
klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas/jaga selama periode
waktu tertentu atau samapi klien pulang. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan
keperawatan klien
Keuntungan
a)    Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
b)    Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
c)    Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat
d)    Mendukung penerapan proses keperawatan
e)    Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
Kerugian
a)    Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
b)    Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar, misalnya
: menyuntik, mengukur suhu
c)    Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas.

  3. Metode Tim Keperawatan /Keperawatan Kelompok
   
    Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien
dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya
(“registered nurse”).
        Pembagian tugas di dalam kelompok
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan
Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Keuntungan
•    Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
•    Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
•    Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim cara
ini efektif untuk belajar.
•    Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
•    Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
    Kerugian
•   
Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan
koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.
•    Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman
selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
•    Akontabilitas dalam tim kabur.

  4. Metode Keperawatan Primer/Utama (Primary Nursing)
   
     Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat primer yang
bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien
yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah
sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab
dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu
level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate
nurse).
    Keuntungan
•    Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
•    Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
•    Memungkinkan penerapan proses keperawatan
•    Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
•    Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
    Kerugian
•    Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
•    Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain



  5. Metode “modular”
   
    Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat profesional dan non profesional (trampil) untuk sekelompok
klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab
total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang
berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya
2-3 perawat untuk 8 – 12 orang klien.

    Keuntungan dan Kerugian :
   
Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawatan primer.
Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi
ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah
dibahas pembicara yang sebelumnya. Selain itu kategori pendidikan tenaga
yang ada perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi ketenagaan yang ada
saat ini di Indonesia khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
metode tim lebih memungkinkan untuk digunakan, selain itu menurut
organisasi rumah sakit Amerika bahwa dari hasil penelitian dinyatakan
33% rumah sakit menggunakan metode Tim, 25% perawatan total/alokasi
klien, 15% perawatan primer dan 12% metode fungsional (Kron & Gray,
1987). Dengan demikian metode tim tepat digunakan






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Manajemen Keperawatan "

Posting Komentar