Gangguan Sirkulasi Dan Cairan Tubuh (air dan elektrolit)





A. Kongesti/Bendungan/Hiperemia


Hyperemia yaitu suatu keadaan yang diserta meningkatnya volume darah dalam pembuluh
darah yang melebar.


1. Menurut timbulnya, maka hiperemi dibedakan atas:


a. Hiperemi akut, tidak ada perubahan yang nyata


b. Hiperemi kronik, biasanya diikuti oleh oedem, atrofi dan degenerasi
kadang-kadang sampai nekrosis atau terjadi juga proliferasi jaringan ikat.


2. Jenis Hiperemi yang lain adalah


a. Hiperemi aktif, yang terjadi karena jumlah darah arteri pada sebagian tubuh
bertambah, biasanya terjadi secara akut. Hal ini terjadi karena arteriol atau
kapiler mengalami dilatasi akibat terangsangnya syaraf vasodilator atau
kelumpuhan vasokonstriktornya.


b. Hiperemi pasif, terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena
berkurang dan terjadinya dilatasi pembuluh vena dan kapiler.hiperemi jenis ini
biasanya kronik tetapi dapat juga terjadi secara akut. Hiperemi pasif ini
disebut juga Bendungan Hipostatik.


B. Edema


Pada umumnya oedema berarti meningkatnya volume cairan extra seluler, khususnya
cairan extra vaskuler yang dapat bersifat setempat atau umum. Dalam rongga
pleura dan rongga pericard normal terdapat sekitar cairan (5-25 ml), Bila
jumlah cairan rongga serosa sangat berlebihan maka terjadi:


1. Hidrothoraks


2. Hidropericardium


3. Hidroperitonium atau ascites.


Oedema umum (anasarca) disebut juga dropsy adalah penimbunan cairan dalam jaringan
subkutis dan rongga tubuh.


Ada lima mekanisme yang berhubungan dengan oedema seperti dibawah ini


a. Penurunan tekanan osmotic koloid


Protein plasma yang berkurang mengakibatkan tekanan osmotic koloid intra
vasculer menurun, sedangkan tekanan osmotic koloid pada jaringan interstitium
relative lebih tinggi yang berakibat meningkatkan volume cairan interstitium
sehingga terjadilah oedema.


b. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler


Tekanan hidrostatik ini merupakan daya untuk menginfiltasi cairan melalui dinding
kapiler.Bila tekanan hidrostatik ini lebih besar dari pada tekanan osmotic
dalam pembuluh darah maka akan terjadi oedema.


c. Peningkatan permeabilitas kapiler


Tekanan ostomik darah lebih besar dari pada limfe. Daya atau kesanggupan
permeabilitas ini bergantung kepada substansi semen (cement substance) yang
mengikat sel-sel endotel tersebut.


d. Obstruksi limfatik


Cairan tubuh sebenarnya berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme sel,
sebagian cairan interstitium dengan zat-zat yang melarut akan diserap lagi
melalui dinding kapiler darah masuk kedalam saluran darah dan sebagian lain
yang mengandung sejumlah protein masuk kedalam saluran limfe.


e. Kelebihan Natrium dan Cairan tubuh.


Natrium adalah zat terlarut utama yang menahan air didalam cairan ekstra sel
oleh karena itu, mekanisme pengaturan seksesi natriun oleh ginjal adalah yang
paling bertanggung jawab bagi pengaturan volume caiaran dalam tubuh.




Macam-macam oedema:


Oedema ada yang setempat dan ada juga yang menyeluruh atau umum disebut oedema
anasarka. Jenis oedema:


a. Pitting oedema, mengacu pada perpindahan cairan interstitium yaitu tekanan
jari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas memerlukan
waktu 5-30” untuk kembali pada keadaan semula.


b. Non pitting oedema, kadang-kadang cairan interstitiel yang sudah oedema
berat tidak dapat dipindahkan ke daerah lain dengan jalan penekanan


C. Perdarahan (Hemorhagi)


Hemorhagi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri, atau jantung. Hemorhagi
dapat terjadi karena darah keluar dari susunan kardiovaskuler atau karena
diapedesis (artinya eritrosit keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).




1. Tempat terjadinya perdarahan


a. Kulit, dapat berupa:


1). Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil bidawah kulit yang terjadi secara
spontan,



biasanya
pada kapiler-kapiler.

2). Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar dari petechiae, yang terjadi
secara

Spontan.

3). Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk bercak, basarnya bercak antara
petechiae dan echymosis.

b. Mukosa

c. Serosa

d. Selaput rongga sendi



2. Perdarahan mempunyai nama tersendiri tergantung lokasi

a. Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, diluar pembuluh darah, biasanya
telah membeku, sering menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.

b. Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan dengan perdarahan otak.

c. Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau salurannya kemudian
dibatukkan keluar.

d. Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui muntah
(muntah darah).

e. Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran pencernaan melalui anus sehingga
feces berwarna hitam



3. Etiologi perdarahan

a. Kerusakan pembuluh darah

b. Trauma

c. Proses patoloogik

d. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah.

e. Kelainan pembuluh darah.



4. Perdarahan dapat bersifat local atau sistemik

a. Perddarahan local

Tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak tampak
gejala (tidak penting), sedangkan bila lokasinya vital, seperti pada:

1). Medulla oblongata, akan timbul kematian.

2). Otak, mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan.

3). Rongga pleura, mengakibatkan volume paru mengecil



b. Perdarahan sistemik

Tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan. Bila akut dan banyak maka dapat
menyebabkan kollaps sehingga semua organ tubuh akan iskhemi dan tampak pucat.
Bila kronis, sedikit-sedikit dan berulang atau terus menerus akan timbul
kekurangan zat besi sehingga mengakibatkan anemia hipokhrom dan tejadi pula
kelainan sum-sum tulang.

.

D. Trombosis

Trombus adalah suatu masa yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam
pembuluhan darah. Proses pembentukan thrombus dinamakan thrombosis.



Pada keadaan tertentu (aliran darah melambat), trombosit melekat pada permukaan
endotel pembuluh darah. Tumpikan trombosi ini makin lama makin banyak dan
saling melekat sehingga terbentuk suatu massa yang menonjol kedalam lumen

1. Etiologi

a. Perubahan pada permukaan endotel pembuluh darah.

Kerusakan endotel ini dapat terjadi pada:

1). Aterosklerosis, (lapisan dalam pembuluh darah menjadi tidak rata

dan menebal)

2). Poliarteritis nodosa

3). trombophlebitis

b. Perubahan pada aliran darah



c. Perubahan pada konstitusi darah

Perubahan dalam jumlah dan sifat trombosit dapat mempermudah thrombosis
sehingga trombusit mudah melekat.

2. Macam-macam bentuk thrombus

a. Yang oklusif yakni menyumbat lumen pembuluh darah

b. Berbentuk saddle (Ridding thrombus), bentuk memanjang masuk ke cabang
pembuluh darah

c. Yang menempel pada dinding dan bagian lainnya menempel pada lumen (mural
atau parietal)

d. Pedunculated (mural bertangkai)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gangguan Sirkulasi Dan Cairan Tubuh (air dan elektrolit)"

Posting Komentar