Kambing Jantan






RESENSI NOVEL Kambing Jantan




1. Identitas Buku :


Judul Buku: Kambing jantan pelajar bodoh


Penulis: Raditya Dika


Penerbit: Gagas Media


Kota: Jakarta selatan


Tanggal terbit: Cetakan pertama 2005, Cetakan kedua puluh delapan 2010


Jumlah halaman: 237


Desain cofer: soft cover


Kategori: Remaja Umum


Text Bahasa: Indonesia




2. Pengantar


a. Latar belakang penulis


Raditya Dika, lahir di Jakarta, 28 Desember 1984, dikenal sebagai
penulis buku jenaka yang sukses membuat pembacanya tertawa melalui
kisah hidupnya sehari-hari. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog
pribadinya yang kemudian dibukukan.




b.Perbandingan karya-karya penulis


Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller.
Kambing Jantan adalah kumpulan cerita sehari-hari yang konyol dan unik
dari kehidupan seorang Radith ini. Buku ini ditampilkan dalam format
diary (buku harian). Seluruh cerita dalam karyanya tersebut berasal dari
blog pribadi terdahulu milik Radith, www.kambingjantan.com, yang
sekarang menjadi www.radityadika.com. Semua kisah lucu di dalamnya
merupakan kisah nyata dari tahun 2002-2004.




c. Tema yang disampaikan


Radit sukses menjadi penulis karena ia keluar dari arus utama
(mainstream). Ia tampil dengan genre baru yang segar karena memang belum
banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari
pribadi(personalessay).




Buku ini “ Kambing Jantan- sebuah Ctatan harian pelajar bodoh “ secara
tidak langsung membuat ketertarikan ingin membacanya. Yang paling
mempengruhi itu adalah judulnya yang berbeda dari penulis lain, ide nama
binatang. Banyak orang yang salah memprediksikan isi buku ini, karena
mereka melihat dari judulnya, padahal isinya sangat berbeda dengan yang
mereka prediksikan. Kambing Jantan ini di ambil sebagai judul karena
Radith biasnya di panggil dengan sebutan kambing dan Jantan karena dia
seorang laki-laki.


Menurut saya, tulisan-tulisan Bang Dika ini tidak mempunyai tema khusus
karena semua tulisan merupakan kejadian sehari-harinya yang ajaib.Yang
patut di bagikan kepada banyak orang.




d. Sinopsis cerita


Buku ini kebanyakan menceritakan saat Radith yang bersekolah di Adaleide
sebuah kota di Australia. Cerita kehidupannya yang sering di postingkan
keblognya ini terihat menarik karena Radith mengulasnya dengan gaya
komedi yang natural. Kejadian-kejadian yang dialaminya pun seringkali
kejadian yang tidak biasa.




Membaca buku berjudul "Kambing Jantan" adalah merupakan pengalaman baru
membaca blog dari media online dalam media cetak. Label "best indonesia
blog" merupakan alasan bagi sang penerbit untuk mengedarkan buku ini.
Apalagi sang penulis, radith/dika atau malah yang disapa kambing, mampu
membuat saya terkekeh atau tertawa konyol ketika mengikuti kehidupan
pribadinya. Ada kegilaan yang terselip di antara aktifitas harian sang
tokoh. Bahkan sang penulis malah menyebut lebih kasar lagi. "Catatan
harian pelajar bodoh" sengaja ditampilkan sebagai sub title buku ini.


Radith - atau generasi internet lainnya - lahir dan besar di alam
globalisasi dan era teknologi komunikasi. Lintas budaya menjadi hal
keseharian yang kerap dijumpai sang tokoh... apalagi ia kuliah di
ostrali - begitu ia menuliskan Australia. Namun bukan pengalaman hidup
di luar negeri yang menjadikan buku ini menarik... tetapi tentang
culture gap. Kesenjangan budaya ketika penulis berinteraksi dengan
orang-orang bule di kota kecil bernama Adelaide.


Misalnya ketika Dika harus menanggung rasa kesal karena ada seorang
(bukan dari indonesia) yang menyatakan bahwa orang Indonesia mengunakan
tangan kiri untuk membersihkan di saluran belakang manusia...
hehehehe... Juga saat sang dosen salah memanggil nama Dika dengan sapaan
Nike atau salah seorang teman dengan beragam sapaan yang berbeda-beda.
Sama seperti kita mendengar suara letusan sebagai "dor", dan orang bule
dengan "bang". Kekonyolan lain ketika radith dan kawan-kawan harus
menemui sekawanan orang ostrali mabuk di jalan pada malam hari.


Buku ini juga menggambarkan bagaimana kambing harus mengalami
ketergantungan teknologi atau beragam aktivitas "bodohnya" serta sifat
pelupa, jorok, dan liar, baik di jakarta maupun adelaide. Begitu pula
dengan kehidupan keluarga yang juga sedikit aneh. Sayangnya kehidupan
asmaranya, dengan seorang gadis bernama "Kebo" tak mendapat porsi
banyak. Atmosfer global juga sangat kental dalam buku ini. Misalnya
pengunaan bahasa gado-gado indonesia-english atau kata-kata macam
"wadefak".




Buku ini terdiri dari 63 cerita. Cerita yang paing lucu menurut saya
adalah saat Raditya Dika yang mengalami infeksi diwajahnya setelah
pulang dari salon. Alhasil wajah Dika penuh dengan jerawat. Ibunya pun
panik dan merawat dika dengan sabarnya setiap hari. Setiap malam muka
dika diolesi dengan lotion dan toner dan jerawat dika pun berangsur
hilang. Ternyata Ibunya dika bilang, rahasia kenapa wajahnya hilang dari
jerawat bukan karena lotion yang dioleskan kemukanya melainkan karena
kain yang di pakai untuk mengusap muka dika itu adalah kolor ayahnya.




3. Kekurangan/kelebihan


Gaya Bahasa yang di angkat dari cerita-cerita Dika ini sebenarnya bisa
dibilang santai, bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang sering
dipakai dalam kehidupan sehari hari, tidak terlalu baku dan formal namun
juga bias dibbilang rancu atau campur aduk, campuran antara Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggiris dan Bahasa Gaul. Kata-kata yang biasanya di
pakai dalam penulisan tidak seperti penulisan yang sebenarnya. Seperti
“Gud” yang seharusnya “Good”.Juga ada penyingkatan bahasa yang asal
“PKGIOSLBDDPCCYH” yang diambil dari “Partai kambing Ganteng Itu Ok
Sekali Lho Bo Dung Dung Pret Cuih Cuih Yiii Ha”. Tapi itulah yang
membuat buku kumpulan cerpen ini mempunyai nilai plus, Bahasa yang
santai, tidak berat dan ringan membuat pembacanya tidak bosan dan ingin
lebih membaca lagi cerita-cerita berikutnya.


Setelah membaca buku ini mungkin pesan moral yang pertama kali di dapat
dari seorang Radith adalah menjalani hidup dengan santai, masalah yang
berat tidak usah terlalu dipikirkan dan diambil pusing, semua masalah
pasti ada jalan keluarnya. Selain itu pesan social dai buku ini adalah
sikap Dika yang bangga akan Indonesia juga diperlihatkannya dalam
tulisan “Kami, Pelajar Indonesia Memakan Korban Bule” di dalam tulisan
ini Dika dan kawan-kawan berusaha mempopulerkan Bahasa Indonesi
keseluruh pelosok penjuru sekolahnya di Adeleide. Dan hasilnya pun
menakjubkan, banayk teman Dika yang bertekat mahir berbahasa Indonesia.




4. Penutup


Membaca buku ini dijamain akan beneran mengocok perut anda, lucunya
mengalir begitu saja walaupun tidak ada inti cerita di dalamnya. Simpel,
nakal, dan inspiratif. Mungkin itulah beberapa kata yang bisa
menggambarkan buku ini, Kambing Jantan. Pengalaman dan kisah-kisahnya
yang konyol yang ditambah juga dengan pengalamannya sekolah di Adelaide,
membuat buku ini semakin berwarna. Bahasanya nyaman dan anak muda
banget. Gak akan bosen baca berulang-ulang, cocoklah buat ngisi waktu.

Benar-benar catatan pelajar "bodoh". Dika mempersembahakan banyak cerita
yang sangat natural dan mengalir. Sangat ringan dibaca tapi tetap
memiliki sesuatu yang dapat diambil sebagai teladan. Dika memberikan
gambaran kehidupan yang tidak dibuat-buat mulai dari keluarga, pacar,
dan dunia pendidikan. Membaca buku ini sangat mengasikkan dan bisa
membuat pembaca awet muda. Jadi, rugi banget bagi yang belum pernah
membaca kumpulan cerita pendek Raditya Dika ini. Dijamin bisa membuat
anda berguling-guling tertawa karena kegilaan ceritanya

Download Klik di sini



Untuk Download Fim Kambing Jantan ini silahkan Klik Download Full Movie 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kambing Jantan"

Posting Komentar