Pesawat-pesawat Yang Jatuh Bukan Buatan Indonesia
Katanya... Saat stabilitas nasional AS sedang terganggu karena
banyaknya ancaman dan serangan teroris maka setiap pesawat tempur
negara-negara lain yang melintas di wilayah udara AS akan ditembak
jatuh. Tetapi pemerintah AS tidak memberlakukan hal tersebut pada
pesawat tempur Indonesia.
Prajurit : "Kapten, kenapa pesawat tempur Indonesia tidak ditembak jatuh?"
Kapten : "Tidak ditembak pun, nanti juga jatuh sendiri kok..."
(Humor?)
Itu adalah humor yang sama sekali tidak lucu!
Bagaimana kita bisa tertawa kalau bangsa kita dihina seperti itu?
Itu kesimpulan dari mana? Apa benar pesawat-pesawat yang sering jatuh adalah pesawat buatan Indonesia?
Mari kita simak tragedi kecelakaan-kecelakaan pesawat berikut ini:
Manakah di antara pesawat-pesawat yang jatuh ini yang dibuat oleh Indonesia?
10 Januari 1995
Merpati
Nusantara Airlines Penerbangan 6715 jurusan Bima - Ruteng jatuh di
dekat pulau Flores. Seluruh 10 penumpang dan 4 awak pesawat tewas.
Jenis pesawat : De Havilland Canada 6 Twin Otter
De Havilland Caanada 6 Twin Otter adalah jenis pesawat yang paling sukses dalam sejarah program dirgantara Kanada.
Ringkasan Kecelakaan
26 September 1997
Garuda
Indonesia Penerbangan 152 jurusan Jakarta - Medan jatuh di desa Buah
Nabar, dekat Medan, Sumatera Utara. Seluruh 234 penumpang dan awak
pesawat tewas.
Jenis pesawat : Airbus A300-B4
Airbus A300 adalah
pesawat terbang jarak dekat sampai menengah, berbadan lebar yang
diproduksi oleh Airbus, perusahaan yang didirikan oleh konsorsium
Inggris, Perancis, dan Jerman antara 1972 hingga 2006.
16 Januari 2002
Garuda
Indonesia Penerbangan 421 jurusan Mataram - Yogyakarta mendarat darurat
di Bengawan Solo. 1 pramugari tewas, 59 orang selamat.
Jenis pesawat : Boeing 737-300,
adalah
short- to medium- range, narrow-body aircraft jet airliner yang
diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, yang berasal dari
Washington, Amerika Serikat.
30 November 2004
Lion
Air Penerbangan 538 jurusan Jakarta - Surakarta tergelincir saat
mendarat di Bandar Udara Adisumarmo. 26 penumpang tewas dan 142
penumpang luka-luka.
Jenis pesawat : McDonnell Douglas MD-82
McDonnell
Douglas MD-80 adalah pesawat produksi McDonnell Douglas (MD) Amerika
Serikat yang memiliki spesifikasi pesawat jet bermesin ganda dengan daya
jelajah maksimal 3800 km dan kecepatan 811 km/jam.
5 September 2005
Pesawat
Boeing 737-200 Mandala Airlines Penerbangan RI 091 gagal take off dari
Bandara Polonia Medan dalam penerbangan menuju Jakarta, lalu menerobos
pagar bandara dan menabrak perumahan penduduk dan masyarakat di Jl.
Jamin Ginting Medan. Dari 117 orang penumpang dan awak, hanya 17 yang
selamat. Korban dari masyarakat di darat, 41 orang dinyatakan tewas.
Jenis pesawat : Boeing 737-200
Boeing
737 adalah pesawat komersial untuk penerbangan jarak dekat dan
sederhana, dibuat oleh diproduksi oleh Boeing Commercial Airplanes, yang
berasal dari Washington, Amerika Serikat.
1 Januari 2007
Adam
Air Penerbangan 574 jurusan Surabaya - Manado jatuh di Selat Makassar
di kedalaman lebih dari 2.000 meter. Seluruh 102 penumpang dan awak
pesawat tewas.
Jenis pesawat : Boeing 737-400
merupakan short- to
medium- range, narrow-body aircraft jet airliner yang diproduksi oleh
Boeing Commercial Airplanes, Washington, Amerika Serikat.
7 Maret 2007
Garuda
Indonesia Penerbangan 200 jurusan Jakarta - Yogyakarta tergelincir saat
mendarat di Bandar Udara Adisucipto. 22 penumpang tewas dan 118
penumpang selamat
Jenis pesawat : Boeing 737-400
Sama seperti sebelumnya, buatan Amerika Serikat.
7 Mei 2011
Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968 jatuh di perairan dekat Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Seluruhnya Tewas.
Jenis pesawat Xian MA60
Xian
MA60 ("Modern Ark 60") adalah pesawat penumpang bermesin turboprop yang
dibuat oleh perusahaan China Xi'an Aircraft Industrial Corporation di
bawah China Aviation Industry Corporation I (AVIC I). MA60 adalah versi
perpanjangan dari Xian Y7-200A.[3]
29 September 2011
Nusantara Buana Air Penerbangan 823 jatuh di Langkat, Sumatera Utara. Seluruh 18 penumpang dan awak pesawat tewas.
Jenis pesawat : CASA C 212 (nomor ekor : PK-TLF)
CASA
C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop
yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan
militer.
--Casa C-212-100 dengan nomor ekor PK-TLF ini dibuat tahun 1989 di Spanyol---
Pesawat
jenis ini juga telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi oleh PT.
Dirgantara Indonesia. Bahkan pada bulan Januari 2008, EADS CASA
memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT.
Dirgantara Indonesia di Bandung.[1] PT. Dirgantara Indonesia adalah
satu-satunya perusahaan pesawat yang mempunyai lisensi untuk membuat
pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.
9 April 2012
Pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia jatuh di Gunung Salak. Jumlah penumpang 46 orang.
Jenis pesawat : Sukhoi SSJ-100-95
Diproduksi
oleh Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO), yang
merupakan perusahaan manufaktur pesawat udara terbesar di Rusia.
29 September 2012
Pesawat
latih AS-202 Bravo jatuh saat bermanuver di pameran dirgantara, Bandung
Air Show 2012, Jawa Barat. Jatuh setelah 3 menit mengudara. Menewaskan 2
awak yaitu pilot Marsekal Muda Purnawirawan Nurman Lubis dan Co-Pilot
Tony Hartono.
Komandan Landasan Udara Husein Sastranegara Kolonel
Umar Sugeng Haryono menyatakan pesawat jatuh akibat hilang tenaga saat
baru terbang tiga menit.
Jenis Pesawat : AS-202 Bravo
Adalah
pesawat yang dirancang dan dibuat bersama-sama oleh perusahaan Swiss,
Flug- und Fahrzeugwerke Altenrhein (FFA) dan perusahaan Itali,
Savoia-Marchetti.
13 April 2013
Pesawat Lion Air jatuh di Bali, 101 Penumpang dan 7 awak selamat.
Jenis pesawat : Boeing 737 800 NG (Next Generation)
Diproduksi sejak tahun 1996 oleh Boeing Commercial Airplanes, Amerika Serikat.
Mungkin
salah satu faktor jatuhnya pesawat-pesawat di atas adalah karena
kurangnya kecanggihan dan keamanan pesawat. Seandainya yang membuatnya
orang Indonesia, tentu pesawatnya akan lebih canggih dan lebih aman.
Sekarang mari kita simak salah satu orang jenius asli Indonesia, yang pernah disia-siakan oleh bangsanya....
Prof Dr. Ing BJ Habibie - Pemegang 46 Paten di bidang Aeronautika
Penemu Teori Habibie
Pemakai
dan produsen pesawat terbang sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana
bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa
fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi
karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique)
pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada
pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer,
untuk mengatasi persoalan rawan ini.Titik rawan kelelahan ini biasanya
pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap
dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan
terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika
lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar.
Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh
pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan
(krack).Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu
terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau
tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat
pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi
saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet.
Potensi fatique makin besar.Habibie-lah yang kemudian menemukan
bagaimana rambatan titik krack itu bekerja. Perhitungannya sungguh
rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori
Habibie ini lantas dinamakan krack progression. Dari sinilah Habibie
mendapat julukan sebagai Mr. krack. Tentunya teori ini membuat pesawat
lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi
juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.
Penemu Faktor Habibie
Sebelum
titik krack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi
kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor
keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi
jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang
diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium
dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik krack bisa dihitung maka
derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material
sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi,
aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia
penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.Faktor
Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa
berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya.
Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan
material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini
tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah
penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya
angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga
secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.
Faktor Habibie
ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian
per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang
silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat
tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada sambungan badan pesawat
dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat
pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique
menjadi turun.
suma cum laude
Gelar doctor
ingenieur-nya disabet dengan predikat suma cum laude pada 1965.
Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya
jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di
Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan
kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. Luar biasa,
hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh
Habibie.
Bikin Pesawat
Ia meraih kepercayaan lebih
bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah
karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama
yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang
dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh
Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).Hasil lainnya
antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan
N-250.Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European
Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah
dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang
mengakuisisi MBB.
Jabatan di MBB
Tahun 1969 Habibie
dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat
terbesar yang bermarkas di Hamburg. Jabatan Vice President/Direktur
Teknologi MBB disabetnya tahun 1974. Hanya Habibie-lah, orang diluar
kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.
Berkat Proyek Pesawat N250 Ciptaan Habibie, RI Punya Banyak Ahli Dirgantara
Dulu,
waktu BJ Habibie Rancang N-2130, membuat raksasa produsen pesawat dunia
yaitu Boeing dan Airbus ketar-ketir. Karena jenis ini merupakan
pasarnya perusahaan besar seperti Boeing dan Airbus. Akhirnya ditekanlah
Indonesia oleh IMF supaya menghentikan proyek pembuatan
pesawat tersebut. Berhentilah proyek tersebut, hanya tinggal secarik
kertas yang tak pernah terwujud barangnya.
Mimpi besar BJ Habibie
tentang N-2130 akan dilanjutkan oleh putranya, Ilham Habibie, yang juga
jenius seperti bapaknya, dia adalah salah satu lulusan terbaik
aeronotical engineering di Jerman, dia juga sebagai designer, konsultan,
dan peneliti di berbagai perusahaan penerbangan dunia.
Sekaranglah saatnya kita bangkit lagi, mari tunjukkan karya terbaik kita pada dunia!
0 Response to "Pesawat-pesawat Yang Jatuh Bukan Buatan Indonesia "
Posting Komentar