MODEL DAN BENTUK PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL METODE TIM










A.      Pengertian


Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal
dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.


B.       Kelebihan
dan Kekurangan Metode Tim


1.    Kelebihan :


a.   
Memungkinkan pelayanan keperawatan
yang menyeluruh.


b.   
Mendukung pelaksanaan proses
keperawatan.


c.    Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan pada anggota tim.


2.     
Kelemahan :


a.   
Komunikasi antar anggota tim
terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit
melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.


b.   
Akuntabilitas pada tim.


C.     
Konsep metode tim :


1.   
Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan.


2.   
Pentingnya komunikasi yang efektif
agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.


3.   
Anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim.


4.    Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh Kepala Ruang.








D.      Tanggungjawab
Metode Tim


1.   
Tanggungjawab anggota tim :

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggungjawabnya.

b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberi laporan.


2.     
Tanggungjawab ketua Tim :

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.

c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.


3.     
Tanggungjawab Kepala ruang :

a. Menentukan standar pelaksanaan kerja.

b. Supervisi dan evaluasi tugas staf

c. Memberi pengarahan ketua tim.


E.      
Uraian tugas Kepala Ruang :


1.     
Perencanaan


a.   
Menunjukkan ketua tim akan
bertugas di ruangan masing-masing


b.   
Mengikuti serah terima pasien di
shift sebelumnya.


c.   
Mengidentifikasi tingkat
ketergantungan klien.


d.  
Mengidentifikasi jumlah perawat
yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.


e.   
Merencanakan strategi pelaksanaan
keperawatan


f.    
Mengikuti visite dokter untuk
mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.


g.   
Mengatur dan mengendalikan asuhan
keperawatan .


h.   
Membantu mengembangkan niat pendidikan
dan latihan diri.


i.     
Membantu membimbing terhadap
peserta didik keperawatan.


j.      Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.





2.     
Pengorganisasian


a.   
Merumuskan metode penugasan yang
digunakan


b.   
Merumuskan tujuan metode penugasan


c.   
Membuat rincian tugas ketua tim dan
anggota tim secara jelas


d.  
Membuat rentang kendali kepala
ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.


e.   
Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.


f.    
Mengatur dan mengendalikan
logistik ruangan


g.   
Mengatur dan mengendalikan situasi
lahan praktek


h.   
Mendelegasikan tugas saat kepala
ruang tidak berada ditempat kepada ketua tim


i.     
Memberikan wewenang kepada tata
usaha untuk mengurus administrasi pasien.


j.     
Mengatur penugasan jadwal pos dan
pakarnya


k.    Identifikasi masalah dan cara penanganan





3.     
Pengarahan


a.   
Memberi pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim


b.   
Memberi pujian kepada anggota yang
melaksanakan tugas dengan baik


c.   
Memberi motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap


d.  
Menginformasikan hal-hal yang
dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasie
n.


e.   
Melibatkan bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.


f.     Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.





4.     
Pengawasan


a.   
Melalui komunikas : Mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksanan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien


b.   
Melalui superfisi : Pengawasan langsung
dan tidak langsung.


c.    Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim serta melakukan Audit
keperawatan.





Metode tim merupakan suatu model dan
praktik keperawatan profesional dimana seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi
dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim
harus berdasarkan konsep berikut:


1.   
Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.


2.   
Komunikasi yang efektif penting
agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.


3.   
Anggota tim menghargai
kepemimpinan ketua tim.


4.   
Peran kepala ruang penting dalam
model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MODEL DAN BENTUK PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL METODE TIM"

Posting Komentar