Gangguan Sistem Pencernaan
Apendikitis Radang usus buntu.
• Diare Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit) Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan
pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara
gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung,
peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).
Diare
Apabila
kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi
lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti
ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan
tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam
waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga
terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim
masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak
diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini
disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan
berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding
lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika
pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian
kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah
terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar
tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa
gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang
lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang
disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul
rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada
lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula
apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut
apendisitis.
1. Gastritis, adalah suatu radang yang akut atau kronis
pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat disebabkan
oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis disebabkan oleh
kelebihan asam dalam lambung.
2. Radang hati yang menular
(Hepatitis), merupakan infeksi virus pada hati, sering meluas melalui
air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus.
3. Diare, dapat
ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh
bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau
makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada dinding usus.
4. Sembelit
yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara
berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras.
Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air
besar pada waktu-waktu yang normal dapat menyebabkan sembelit.
Semebleit dapat juga disebabkan emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut
atau stress.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari
kanker lambung hampir sama dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan
lain pada alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu
makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus
menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah makan,
dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus
buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi
oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.
7.
Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid cenderung
berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau
pada orang yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada
wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemaroid
meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan.
8. Keracunan
makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam makanan.
Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau menghasilkan racun yang
membahayakan tubuh. Geajala-gejala keracunan makanan meliputi
muntah-muntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam.
Saluran
pencernaan adalah sekumpulan alat-alat tubuh yang berfungsi menerima
makanan, mencernanya menjadi nutrien, menyerap serta mengeluarkan
sisa-sisa proses tersebut. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai
dubur yang panjangnya mencapai kurang lebih 10 meter. Saluran pencernaan
mulai dari mulut, gigi, lidah, lambung, usus dampai ke dubur.
Penyakit
pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus,
lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum,
kolon, kolon sigmoid, dan rektum.
Mencret (Diare)
Diare
terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus
sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara
sempurna. Diare termasuk gangguan perncernaan yang paling sering muncul
terutama pada anak-anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari
4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah
makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan usia anak,
misalnya sudah diberikan makan padat sebelum waktunya.
Faktor
kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau
salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah
5 tahun (Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.
Pengobatan mencret
Pengobatan
diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. Tidak ada anak
yang meninggal karena diare, yang ada meninggal karena dehidrasi. Jadi,
yang perlu diwaspadai bukan diarenya, melainkan dehidrasinya. Selama
cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir. Salah satu indikator
dehidrasi adalah buang air kecilnya. Selama kencingnya cukup, berarti
tidak ada dehidrasi. Berikan oralit, karena sudah disesuaikan dengan
cairan yang dikeluarkan melalui BAB.
Oralit mengandung glukose,
natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan yang hilang
lewat BAB. Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak
malah bisa kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya
saja. Yang juga harus diperhatikan, jangan menyamakan komposisi oralit
untuk anak dan dewasa. "Pada anak, natriumnya lebih rendah. Jadi, kalau
mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret setengah
gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium,
bisa-bisa anak mengalami koma. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan
oralit.
Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan
pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan feses yang
sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya.
Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping
obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi
disebabkan karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras
dan sulit dikeluarkan.
Pengobatan konstipasi dapat dilakukan
dengan mengubah pola makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan
pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat
disebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem pencernaan juga
bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat mempengaruhi sistem
saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus
dilihat dulu apa penyebabnya.
Wasir atau hemoroid
Wasir
atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam
anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes
setelah buang air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan
gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan makan
sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya
besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan
dapat merangsang wasir.
Kanker usus
Kanker usus merupakan
penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh dunia.
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan binatang sebagai percobaan,
kandungan kalsium yang banyak terdapat pada susu mampu melindungi usus
dari serangan kanker.
Studi pada manusia juga menunjukan
keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat positif dakam
mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000
miligram kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari
kanker usus pada wanita dan 10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium
bisa mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan yoghurt juga
merupakan hasil olahan dari susu.
Pencegahan kanker usus
Cara
terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori.
untuk mengurai proses penimbunan lemak.
Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan mesti dirawat sebaik-baiknya, karena jika terjadi kerusakan akan sangat berat dan sulit untuk memperbaikinya.
Di bawah ini ada beberapa tindakan menjaga dan merawat saluran pencernaan dan cara mencegah penyakit saluran pencernaan:
1. Mencuci tangan secara cermat dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan.
2. Makanan sebaiknya yang higienis.
3. Makan secara teratur dan memenuhi kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang.
4. Makan dalam suasana yang santai tidak tergesa-gesa. Tidaklah dianjurkan makan dalam keadaan tegang atau gugup.
5.
Jangan asal menelan, ambil cukup waktu mengunyah sehingga tercampur
dengan saliva baru kemudian menelan. Istirahat beberapa menit setelah
makan untuk memberi kesempatan pencernaan melaksanakan tugasnya.
6. Makanan cukup sederhana namun mengandung segala keperluan tubuh, termasuk sayuran dan buah segar.
7.
Hindari kegiatan mental atau berpikir yang berat setelah makan. Soalnya
darah sebagian besar dialirkan ke perut untuk mencerna makanan sehingga
waktu berpikir menjadi tidak efisien.
8. Agar lancar buang air
besar dianjurkan mengkonsumsi makanan berserat setiap harinya dan
hindari makanan yang menyebabkan sembelit seperti keju, roti putih, dan
makanan yang rendah residunya. Makan makanan yang cukup mengandung
sayuran karena sayuran banyak mengandung serat kasar.
9. Jangan
menahan-nahan bila mau BAB. Biasakan diri buang air besar pada
waktu-waktu yang tertentu. Orang yang sering-sering menderita sembelit
sering tidak merasa sehat badannya, pusing-pusing. Hal ini desebabkan
karena ada zat-zat yang sebenarnya harus sudah dikeluarkan, diserap
kembali oleh usus. Ada yang beranggapan, bahwa sembelit lama-lama dapat
mengakibatkan tumor usus, apendisitis, luka-luka pada usus dan
sebagainya. Hal ini belum atau tak dapat dinyatakan kebenarannya. Yang
terang terdapat ialah penyerapan kembali dari zat-zat yang harusnya
sudah hilang. Bila hal ini berlangsung terus menerus, tentu tubuh akan
menderita.
Pemeriksaan Diagnostik Untuk Saluran Pencernaan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk sistem pencernaan terdiri dari:
1. Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh)
2. Rontgen
3. Ultrasonografi (USG)
4. Perunut radioaktif
5. Pemeriksaan kimiawi.
Pemeriksaan-pemeriksaan
tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, menentukan lokasi
kelainan dan kadang mengobati penyakit pada sistem pencernaan.
Pada
beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih
dahulu; ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya
melakukan puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan
persiapan khusus.
Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan
sistem pencernaan adalah riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tetapi
gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga
dokter mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti.
Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi
sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya.
Pemeriksaan Kerongkongan
1. Pemeriksaan barium.
Penderita
menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau melalui
fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang memungkinkan barium
diamati atau difilmkan).
Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat
kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya penyumbatan atau
ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada sebuah film atau kaset
video.
Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang
dilapisi oleh barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau
bagian kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal.
Cairan barium yang ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh barium bisa menunjukkan kelainan seperti:
- selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh jaringan fibrosa)
- divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)
- erosi dan ulkus kerongkongan
- varises kerongkongan
- tumor.
2. Manometri.
Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan.
Dengan
alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah
kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.
3. Pengukuran pH kerongkongan.
Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau tidak.
4. Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan).
Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui sebuah selang nasogastrik.
Pemeriksaan
ini digunakan untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena
iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk
menentukan adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).
Intubasi
Intubasi adalah memasukkan sebuah selang plastik kecil yang lentur melalui hidung atau mulut ke dalam lambung atau usus halus.
Prosedur ini bisa digunakan untuk keperluan diagnostik maupun pengobatan.
Intubasi bisa menyebabkan muntah dan mual, tetapi tidak menimbulkan nyeri.
Ukuran
selang yang digunakan bervariasi, tergantung kepada tujuan dilakukannya
prosedur ini (apakah untuk diagnosik atau pengobatan).
1. Intubasi Nasogastrik.
Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung.
Prosedur
ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk menentukan
apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa keasaman, enzim
dan karakteristik lainnya.
Pada korban keracunan, contoh cairan
lambung ini dianalisa untuk mengetahui racunnya. Kadang selang terpasang
agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang bisa didapat.
Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan tertentu:
- Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin
- Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif
- Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan menelan.
Kadang
intubasi nasogastrik digunakan secara berkesinambungan untuk
mengeluarkan isi lambung. Ujung selang biasanya dihubungkan dengan alat
penghisap, yang akan mengisap gas dan cairan dari lambung.
Cara ini
membantu mengurangi tekanan yang terjadi jika sistem pencernaan
tersumbat atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Intubasi Nasoenterik.
Pada
intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih
panjang, karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.
Prosedur ini bisa digunakan untuk:
- mendapatkan contoh isi usus
- mengeluarkan cairan
- memberikan makanan.
Sebuah
selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa
digunakan untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk
diperiksa secara mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).
Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua prosedur diatas tidak menimbulkan nyeri.
Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop.
Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan (esofagoskopi)
- lambung (gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).
Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.
Sistem
video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan
fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.
Banyak
endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk
mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk
menghancurkan jaringan yang abnormal.
Dengan endoskop dokter
dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang mengalami
iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal.
Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.
Endoskop
juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang berbeda bisa
dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter
bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan menghentikan
perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang kecil
- Sebuah jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises kerongkongan dan menghentikan perdarahannya.
Sebelum
endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya dipuasakan
terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa
menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan
dilakukan.
Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon,
penderita biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan
usus besar.
Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang.
Endoskopi
dapat mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan, tetapi
biasanya endoskopi hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan
perdarahan ringan.
Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop
Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah
kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di
dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke
dalam rongga perut.
Dengan laparoskopi dokter dapat:
- mencari tumor atau kelainan lainnya
- mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- memperoleh contoh jaringan
- melakukan pembedahan perbaikan.
Rontgen
1. Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
2. Pemeriksaan barium.
Setelah
penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto
rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan
dari kerongkongan, lambung dan usus halus.
Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.
Foto
rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan
keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati
pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga bisa
direkam.
Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan, dokter dapat menilai:
- fungsi kerongkongan dan lambung
- kontraksi kerongkongan dan lambung
- penyumbatan dalam saluran pencernaan.
Barium
juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus besar
bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan adanya
polip, tumor atau kelainan struktur lainnya.
Prosedur ini bisa menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak nyaman.
Barium
yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya akan dibuang ke
dalam tinja, sehingga tinja tampak putih seperti kapur.
Setelah
pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa menyebabkan
sembelit yang berarti. Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat
pembuangan barium.
Parasentesis
Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya.
Dalam
keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya mengandung
sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan
tertentu, seperti perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker
atau pecahnya limpa.
Parasentesis digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang berlebihan.
Pemeriksaan
fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk
memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan.
Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan
dengan larutan antiseptik dan dibius lokal. Melalui kulit dan otot
dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke
dalam rongga perut dimana cairan terkumpul.
Sejumlah kecil cairan
diambil untuk pemeriksaan laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan
diambil untuk mengurangi pembengkakan perut.
USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.
USG
bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.
USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.
Tetapi
USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan,
sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di
lambung, usus halus atau usus besar.
USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko.
Pemeriksa
menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang
suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut.
Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa
dicetak atau direkam dalam filem video.
Pemeriksaan Darah Samar
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius.
Bila
perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat
darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena).
Jumlah
darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah
penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa
merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya.
PERNAHKAH
Anda merasa perut kembung, penuh gas, kram perut atau rasa kurang
nyaman lainnya setelah makan? Jika pernah atau malah sering mengalami
gangguan pencernaan tersebut, Anda tidak sendirian. Gangguan pencernaan
merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Gangguan pencernaan
ini umumnya disebabkan oleh kurangnya enzim pencernaan. Untuk membantu
Anda mencegah gangguan pencernaan ini dan memperbaiki kesehatan
pencernaan, berikut 5 tip yang bisa menjadi panduan Anda.
1. Perbanyak konsumsi serat setiap hari
Serat
tidak hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting
bagi kesehatan tubuh secara umum. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi
serat sebanyak 10-15 gram sehari. Anda bisa menambah asupan serat dengan
menambah konsumsi sayur, buah, sereal whole grain, serta
kacang-kacangan yang kaya akan serat.
Selain itu, pastikan Anda
membatasi makanan cepat saji, daging merah, dan makanan-makanan kaya
lemak yang merupakan pemicu gangguan pencernaan. Di samping itu, batasi
juga makanan yang banyak mengandung gas seperti brokoli, kedelai, kol,
kol bunga serta minuman-minuman berkarbonasi. Dan jangan lupa perbanyak
minum air. Air berfungsi untuk membasahi makanan dalam saluran
pencernaan, membantu memecah mineral, vitamin dan nutrisi sehingga
mempermudah proses penyerapan dan menjaga kecukupan air agar terhindar
dari masalah konstipasi.
2. Jangan lupa mengunyah dan mengurangi porsi
Mengunyah
merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan, tapi
seringkali dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan,
tetapi juga memberi sinyal pada kelenjar saliva, lambung dan usus halus
untuk mulai melepaskan enzim-enzim pencernaan.
Tapi, pastikan
juga Anda tidak makan berlebih. Tubuh hanya mempunyai sejumlah enzim
pencernaan yang mungkin saja tidak cukup untuk mencerna tambahan
makanan. Selain itu, porsi makan besar berarti lambung harus memproduksi
lebih banyak asam untuk membantu mencerna makanan. Ini akan
meningkatkan kemungkinan Anda mengalami gangguan pencernaan.
3. Olahraga teratur dan hindari stres
Olahraga,
sebagai bagian dari gaya hidup sehat, bisa membantu Anda mencegah
masalah pencernaan. Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di
jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology, seperti yang dikutip
situs askmen menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi banyak gangguan
pencernaan. Dalam studi ini, para peneliti menemukan hubungan antara
obesitas, kurang olahraga, rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala
gangguan usus.
Di sisi lain, stres juga berpengaruh buruk
terhadap sistem pencernaan. Tubuh akan merespon stres dengan cara
mengurangi aliran darah ke perut dan menurunkan produksi enzim-enzim
pencernaan, serta memperlambat proses pencernaan. Akibatnya, Anda akan
merasa perut kembung dan juga memicu konstipasi.
4. Batasi penggunaan zat anti asam (antacid)
Asam
dalam lambung berfungsi membantu tubuh mencerna makanan. Akan tetapi,
pada beberapa kasus, asam bisa naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan
sensasi seperti terbakar. Saat ini terjadi, mungkin yang terpikir oleh
Anda adalah antacid yang dijual bebas di apotik, untuk menetralkan asam.
Akan tetapi, jika digunakan berlebih, antacid bisa menyebabkan lambung
kehilangan keasamannya. Hal ini tentunya akan melumpuhkan fungsi sistem
pencernaan dan membuat Anda mudah terinfeksi.
5. Suplemen enzim pencernaan
Enzim-enzim
pencernaan yang berasal dari tumbuhan bisa membantu menjaga kesehatan
pencernaan dan menguatkan penyerapan nutrisi. Jika Anda kekurangan
enzim-enzim pencernaan akibat diet dan kesehatan yang kurang baik, maka
suplemen enzim ini bisa menjadi pilihan untuk mengurangi gejala gangguan
pencernaan. Tapi, pastikan dulu berkonsultasi dengan dokter.
0 Response to "Gangguan Sistem Pencernaan"
Posting Komentar